Keberhasilan pendidikan menurut Don Bosco adalah anak muda yang kudus
Jakarta (Indonesia) – Keluarga Salesian Paroki St. Yohanes Bosco bersorak gembira hari ini, 22 Januari, dalam memperingati pesta Beata Laura Vicuna. Misa dipimpin oleh Pastor Paroki, yaitu Pastor Budi, dan yang menjadi penanggung-jawab liturgi adalah para Putri Sakristi, karena Beata Laura Vicuña merupakan pelindung kelompok ini, yang anggotanya berjumlah 21 orang. Kelompok ini dibimbing oleh Sr Theresia FMA.
Selain itu, hari ini adalah hari pertama novena persiapan untuk pesta St. Yohanes Bosco. Dalam homilinya, Pastor Budi mengatakan bahwa permulaan doa novena untuk pesrsiapan pesta Don Bosco yang bertepatan dengan pesta Laura Vicuña, merupakan “penyelengaraan ilahi”. Sebab, Beata Laura Vicuña, merupakan salah seorang murid didikan Suster-Suster FMA, tarekat yang didirikan Don Bosco bersama dengan Maria Domenica Mazzarello.
Pastor Budi menegasakan bahwa “bagi para salesian, karya pendidikan itu mencapai keberhasilan, bukan pertama-tama karena sekolahnya mahal, murid-muridnya banyak… Itu ukuran dan sukses standar umum yang dipakai orang untuk menilai… Keberhasilan yang betul-betul adalah, kalau berhasil membuat anak-anak kudus”.
Dalam tangan Don Bosco sendiri, kita mengenal Domenico Savio, santo, belum 15 tahun, meninggal, tapi hidupnya kudus. Bagi Pastor Budi, “Secara rohani, Domenico Savio lebih dewasa daripada kita-kita ini, yang udah ubanan sekalipun. Dia mempunyai motto: ‘Lebih baik mati daripada berdosa’. Demikian juga Laura Vicuña: meninggal usia 13 tahun, tetapi lebih dewasa dari kita”. Ketika masuk sekolah Suster FMA, berkat bimbingan mereka, Laura Vicuña lebih mengenal kasih Allah dalam Kristus yang wafat karena dia: “Disitulah ia mengenal, mengerti kehendak Tuhan, perintah Allah, mana yang benar, yang baik dan mana yang tidak baik; dan disitulah ia sadar dan tahu bahwa ibunya tidak hidup benar; ibunya jadi wanita simpanan. Laura tahu ibunya hidup dalam dosa”. Mengikuti ajaran dan hidup Yesus untuk mempersembahkan hidup kepada orang lain, Laura berikhtiar untuk mempersembahkan hidupnya, mengorbankan hidupnya kepada Allah untuk keselamatan ibunya. “Ini hal yang luar biasa! Biasanya, mestinya orang tua yang membimbing, orang-tua yang menasehati anaknya. Dengan Laura, anak yang justru menegur dan mengorbankan hidupnya untuk pertobatan ibunya. Itu artinya, Laura lebih dewasa dari mamanya! Disinilah keberhasilan pendidikan salesian: menghasilkan orang-orang muda seperti inilah, merupakan keberhasilan pendidikan, menjadi dewasa dalam iman, hidup dalam rahmat Tuhan, hidup dalam kasih”.
Bertepatan dengan hari pertama novena Don Bosco, “kita dihadapkan pada sebuah pemadangan luar biasa: gadis kecil, 12 tahun, hasil pendidikan salesian, yang dengan semangat kemartiran, mau mempersembahkan hidup, mati untuk orang lain…bukan seperti yang di Sarinah itu (bom teroris-14 Januari 2016)… itu mati untuk mematikan orang lain…”
Dan apa rahasianya untuk hidup kudus? Dalam Sistem pendidikan Don Bosco keberhasilan pendidikan adalah bantuan rahmat Tuhan, terutama melalui Sakramen Maha Kudus. “Devosi kepada Sakramen Maha Kudus, kerap kali menerima Sakramen Maha Kudus, kunjungan kepada Sakramen Maha Kudus adalah bantuan dari surga untuk penawar kedosaan kita. Dengan demikian kita selalu dalam persekutuan dengan Yesus yang hadir dalam Sakramen Maha Kudus, dan hidup kita sehari-hari dirahmati ohleNya”, kata Pastor Budi mengakhiri homilinya dengan harapan agar semua yang hadir hari ini memetik buah rohani berkat perantaraan Laura Vicuña dan mengalami pertolongan Don Bosco untuk keperluan dan keselamatan kita semua.