Berakar, bertumbuh dan berkembang dalam Kristus

Berakar, bertumbuh dan berkembang dalam Kristus

Pada akhir retret kelompok ketiga (28 Juli-4 Agustus 2013) yang dipimpin oleh romo Andre Delimarta SDB, sr Veronika membagikan refleksinya seperti tertulis dibawah ini.
Oleh sr Veronika F. Kusnadi FMA

 

Dili – Hidup adalah suatu anugrah. Dalam semangat hidup Kristiani, kita terpanggil untuk mengikuti jejak Kristus yang datang ke dunia untuk melakukan kehendak Allah Bapa, yaitu menyelamatkan umat manusia. Oleh karena itu panggilan juga adalah suatu anugrah, anugrah untuk hidup sebagai anak–anak Allah. Dalam hal ini, Bunda Maria adalah teladan paling sempurna bagi kita.

 

Bagi mereka yang mendengarkan panggilan tersebut dijawab dengan membaktikan hidup mereka hanya untuk Tuhan. Dan mereka meninggalkan segalanya karena cinta kepada Tuhan yang terwujud dalam cinta kepada sesama terutama kepada anak-anak dan kaum muda, sesuai dengan karisma dan semangat hidup kita sebagai salesian. Dalam kehidupan nyata semua itu menjadi lebih konkrit di dalam hidup bersama dalam suatu komunitas.

“Hidup hanya untuk Tuhan” dalam sebuah komunitas bukan berarti tidak ada masalah dan semuanya tenang – tenang saja. Seringkali muncul berbagai masalah dalam kehidupan berkomunitas. Dan anjuran kepada anggota yang sedang menghadapi suatu masalah adalah untuk mengingat dan melihat kembali motivasi dan perjalanan hidup panggilannya serta tekun berdoa karena doa mempererat hubungan kita dengan Tuhan, yang adalah sumber hidup dan kekuatan bagi kita. Pertanyakanlah juga pada diri sendiri “mengapa saya masih disini sebagai religius?, sudah sampai sejauh manakah perjalanan hidup rohaniku?”

Kita perlu mengintrospeksi diri sendiri terlebih dahulu seperti itu karena biasanya masalah itu ada karena kita yang mengadakannya dan berasal dari diri kita sendiri bukan karena orang lain. Seharusnya sebagai religious kita berpikir, berkata, bersikap, bersemangat kasih seperti Yesus karena kita datang untuk mengikutiNya.

Ketenangan hidup dalam suatu komunitas tergantung pada sikap hidup setiap anggotanya. Sebagai sesama saudara haruslah saling mendukung dan membantu didalam membangun kesatuan hidup komunitas sebagaimana Tuhan Yesus sendiri menginginkannya dengan saling memberikan  perhatian, saling mengerti, saling mendengarkan, saling berbagi, terbuka dan dapat dipercaya. Hal ini akan sangat membantu sesama saudara terutama yang sedang mengalami krisis untuk dapat tetap hidup setia hanya untuk Tuhan.

Dengan kaul kemurnian, kemiskinan dan ketaatan, kita dibantu untuk dapat mencapai kekudusan. Namun dengan menghayati semua kaul itu dalam hidup kita bukan berarti sudah menjadi kudus karena Tuhan tidak hanya melihat perbuatan luar saja tetapi melihat ketulusan hati seseorang, melihat besarnya hasrat kasih yang dibubuhkan pada perbuatannya. Injil Luk.7:36-50 “Yesus diurapi wanita pendosa”.

Dan bagi kita salesian, kita bisa melihat hal itu dalam diri Don Bosco yang mempunyai hasrat cinta yang besar dan mendalam kepada Tuhan; dan dengan hasrat cinta yang sama kepada anak – anak dan kaum muda telah membuat dia bersemboyan hidup : Berikanlah kepadaku jiwa – jiwa, ambillah yang lain (Da mihi animas, coetera tolle).

Juniora na'in 18 renova votus